BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Suatu perusahaan memerlukan yang namanya keorganisasian. Karena
tanpa suatu organisasi kita yakin bahwa perusahaan tersebut kinerjanya tidak
efisien. Keorganisasian sendiri adalah faktor yang menentukan kesuksesan suatu perusahaan.
Terbentuknya organisasi yang efisien dan berkinerja tinggi
merupakan tujuan utama suatu perusahaan. Hal ini bisa dipakai dalam berbagai
cara. Salah satunya adalah dengan reformasi PIKR (power, information,
knowledge, reward) yang pada gilirannya bisa mempengaruhi budaya organisasi
menjadi lebih kondusif untuk pencapaian tujuan tersebut. Lebih spesifik lagi,
penerapan berbagi (sharing), informasi (information), pengetahuan (knowledge),
dan penghargaan (reward) diharapkan dapat mengubah organisasi yang memiliki
jenjang tinggi dan hierarkis (hierarchical performance organization).
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas dapat kita ambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Bagaimana
penjelasan dari Power sharing dan faktor-faktor yang melatarbelakangi nya ?
2.
Apa
pengertian Information sharing dan bagaimana cara meningkatkan efektivitas
komunikasi ?
3.
Apa yang
dimaksud dengan knowledge sharing dan bagaimana cara mengelolanya ?
4.
Bagaimana
definisi reward sharing dan apa saja bentuk penghargaan yang diberikan ?
5.
Bagaimana
hubungan PIKR sharing dalam kinerja perusahaan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
POWER SHARING (berbagi wewenang)
Semakin besar suatu organisasi kegiatan operasional managemennya
akan semakin rumit dan banyak. Hal ini menuntut seorang atasan agar dapat
mendelegasikan wewenang kepada bawahannya karena ia tidak akan mampu melakukan
aktifitas perusahaannya sendiri. Pendelegasian wewenang (authority) memang
berarti bahwa seorang atasan harus memberikan otoritas kepada bawahannya.
Wewenang merupakan hak memerintah orang lain untuk melaksanakan suatu tujuan
agar dapat tercapai. Wewenang berfungsi sebagai penggerak aktifitas-aktifitas
atau kegiatan-kegiatan dalam organisasi.
Banyak atasan dalam suatu perusahaan khawatir untuk mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya. Sebagian di antara mereka beranggapan bahwa dengan
mendelegasikan wewenangnya berarti mereka akan kekurangan atau kehilangan
wewenang tersebut. Bisa juga mereka khawatir bahwa kegiatan operasional
perusahaan akan menjadi kacau dan kinerja perusahaan akan menurun dengan
pergantian wewenang kepada bawahannya tersebut. Padahal wewenang dapat dikelola
dengan baik sehingga memberikan kontribusi yang besar untuk meningkatkan
pertumbuhan dan kinerja perusahaan.
Menurut French dan Raven dikutip oleh Stoner, Freeman dan Gilbert
(1995), terdapat lima faktor yang mendasari lahirnya sebuah kekuasaan (sources
of power) :
1.
Reward Power
Reward power atau kekuasaan untuk memberikan penghargaan adalah
kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari seseorang yang posisinya memungkinkan
dirinya untuk memberikan penghargaan terhadap orang-orang yang berada di
bawahnya. Sebagai contoh seorang manajer perusahaan memberikan suatu hadiah
kepada bawahannya dalam pencapaian suatu prestasi.
2.
Coercive Power
Coercive
power atau kekuasaan untuk memberikan hukuman adalah kebalikan atau sisi
negatif dari reward power. Kekuasaan ini merupakan kekuasaan seseorang untuk
memberikan hukuman atas kinerja yang buruk yang ditunjukkan oleh SDM atau
tenaga kerja dalam suatu organisasi.
3.
Legitimate Power
Legitimate
power atau kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari
suatu legitimasi (pernyataan yang sah menurut undang-undang) tertentu. Misalnya
seseorang yang diangkat menjadi pemimpin, secara otomatis dia memiliki semacam
kekuasaan yang sah atau terlegitimasi. Demikian pula seseorang yang diangkat
menjadi manager, direktur, dan hierarki pimpinan lainnya.
4.
Expert power
Expert power atau kekuasaan yang berdasarkan keahlian adalah
kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari keahlian yang dimiliki oleh
seseorang. Seorang Dokter, misalnya, memiliki semacam kekuasaan ini.
Dikarenakan dirinya memiliki keahlian dalam mendiagnosa suatu penyakit, maka
secara sadar maupun tidak sadar, seorang pasien yang berkonsultasi kepada
dokter akan mengikuti apa saja yang diusulkan atau dianjurkan oleh sang dokter
sejauh hal tersebut bisa membantu sang pasien untuk sembuh dari penyakitnya.
Demikian dengan pakar-pakar di bidang lainnya.
5.
Referent Power
Referent power adalah kekuasaan yang muncul akibat adanya
karakteristik yang diharapkan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap
seseorang yang memiliki pengaruh terhadap seseorang atau sekelompok orang
tersebut. Ketika rakyat memiliki sosok pemimpin yang jujur misalnya, maka
ketika sosok calon presiden yang dikenal sebagai seorang yang jujur dengan
sendirinya sang calon presiden tersebut memiliki apa yang dinamakan sebagai
referent power tersebut dikarenakan orang-orang tengah menginginkan
karakteristik yang dimiliki oleh sang calon presiden tersebut, yaitu kejujuran.[1]
B.
INFORMATION SHARING ( berbagi informasi )
Integrasi informasi merupakan hal yang penting dalam suatu bisnis
terutama karena pengaruhnya dalam memfasilitasi komunikasi. Informasi merupakan
kumpulan data dan fakta yang mengandung makna. Dalam konteks organisasi,
informasi ini selanjutnya dipertukarkan sehingga dapat menjadi input dalam
proses pengambilan keputusan. Proses pertukaran informasi ini dikenal dengan
istilah komunikasi.
Kebanyakan di antara kita menganggap bahwa berkomunikasi merupakan
hal yang mudah dilakukan, karena kita sudah melakukannya hamper setiap saat.
Akan tetapi, banyak penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif,
apalagi dalam konteks organisasi, bukan hal yang mudah. Komunikasi yang buruk
merupakan sumber utama terjadinya konflik internal dalam sebuah organisasi. Hal
ini terjadi karena sering kali penerima informasi tidak memahami sepenuhnya apa
yang dimaksudkan oleh pengirim informasi, sehingga terjadi salah kaprah dan
konflik internal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan serta kinerja
suatu organisasi.
Komunikasi dapat pula
diartikan sebagai proses mentransfer informasi, makna, dan pengertian antar
anggota dalam organisasi tersebut. Ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan
fungsi yang sangat penting bagi keefektifan suatu organisasi. Dapat disimpulkan
bahwa keberhasilan sebuah organisasi sangat bergantung pada keeftifan
komunikasi yang dilakukan oleh anggota organisasi tersebut.
Meningkatkan Efektivitas komunikasi
Kemampuan mengirimkan pesan dapat ditingkatkan dengan mempermudah
bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi, menulis dengan lebih terorganisir,
dan memahami pendengar. Di sisi lain, kemampuan menerima dan mendengarkan
informasi juga harus dikembangangkan dengan bersikap lebih terbuka (open
minded), lebih empati, mendengarkan lebih aktif, dan mampu memahami
bahasa-bahasa non verbal seperti intonasi dan bahasa-bahasa tubuh.
Keeftifan pertukaran informasi sebagai salah satu fungsi dasar
dalam komunikasi dapat ditingkatkan dengan bantuan tekhnologi komunikasi
seperti SMS dan internet.
Penggunaan tekhnologi komunikasi, selain untuk mempercepat
pertukaran informasi juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan arus
komunikasi lateral sehingga sekat-sekat birokratis yang berlebihan dalam sebuah
organisasi dapat dikurangi. Kita ketahui, komunikasi lateral merupakan jalur
komunikasi yang paling besar frekuensinya jika dibandingkan dengan komunikasi
menaik dan menurun. Meningkatnya arus komunikasi lateral mengindikasikan bahwa
lebih banyak informasi dapat dibagi dan dipertukarkan dalam sebuah organisasi.
Lebih lanjut lagi, penelitian juga menunjukkan bahwa informasi yang mengalir
lancer secara lateral dapat menciptakan suasana kerja yang lebih informal,
struktur organisasi yang lebih fleksibel, transparansi lebih besar, alat
control masal ( misalnya dalam meminimumkan kemungkinan rekayasa keuangan), dan
mengurangi kemungkinan terjadinya ‘broker’ informasi atau orang-orang yang
mengambil keuntungan dari akses informasi yang lebih besar dibandingkan dengan
beberapa pihak lainnya. Dengan demikian, pada akhirnya keputusan yang
dihasilkan diharapkan dapat memiliki kualitas dan akurasi yang baik sehingga
kinerja organisasi meningkat.[2]
C.
KNOWLEDGE SHARING
( berbagi pengetahuan )
Knowledge
sharing yaitu kegiatan koordinasi, diskusi, pelatihan, dan pengembangan dalam
organisasi.[3]
Pembagian kekuasaan dan pembagian informasi yang dipelukan menjadi sia-sia jika
tidak terjadi saling berbagi pengetahuan dan ketrampilan. Berbagi ilmu
pengetahuan sangat penting untuk menjadikan organisasi memiliki pengetahuan
tinggi.
Dalam
mengelola pengetahuan, perlu di ingat bahwa pengetahuan tidak selalu baik.
informasi yang jumlahnya banyak ternyata telah menimbulkan kebingungan kru
untuk bisa mendapatkan dan memanfaatkannya secara optimal. Ini berarti
information overload justru dapat mengganggu jalannya suatu perusahaan. Oleh
karena itu, yang lebih penting adalah bagaimana mengelola pengetahuan tersebut
sehingga bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi sebuah organisasi,
utamanya dalam proses pengambilan keputusan organisasi.
D.
REWARD SHARING ( berbagi penghargaan )
Reward
sharing adalah adanya distribusi kesejahteraan dengan menggunakan system yang
jelas dan transparan. Setelah ketiga hal tersebut dilaksanakan, maka imbalan (
reward ) akan semakin menambah semangat untuk terus berusaha mendapatkan hasil
yang terbaik. Reward dapat berbentuk ucapan selamat, bonus, insentif/hadiah.
Reward dibagikan bagi kru yang berhasil agar lebih bersemangat dalam mencapai
target/tujuan yang ditetapkan. Reward negative/hukuman juga diberikan bagi kru
yang telah melanggar ketetapan bersama. Reward ini juga berlaku bagi stakeholder
yang lain agar kerja sama yang baik terus terjalin.
Adapun bentuk reward yang diberikan diantaranya sebagai berikut :
a.
Reward Materiel
1.
Uang
( basic cash compensation)
reward
materiel atau financial yang paling umum, yang diberikan hampir semua
perusahaan kepada kru-nya. Adalah pembayaran langsung berupa gaji dasar sebagai
kompensasi perusahaan atas pekerjaan yang telah diselesaikan oleh kru.
2.
Pembayaran
tambahan (merit pray)
Merupakan
tambahan atau penyesuaian terhadap gaji dasar. Pemberian tambahan ini
dipengaruhi oleh kinerja kru serta perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungan internal atau eksternal perusahaan.
b.
Reward Imateriel
Reward dalam bentuk bahasa sosial seperti senyuman atau ucapan
terima kasih. Sesungguhnya penghargaan seperti ini telah lama dianjurkan dalam
manajemen berbasis keislaman. Penghargaan semacam ini bahkan menjadi strategi
sukses Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam berdakwah. “Senyummu kepada
saudaramu adalah sedekah”, begitu Rasulullah menegaskan pentingnya bahasa
non-verbal digunakan untuk mendekatkan persaudaraan. [4]
E.
PIKR SHARING DAN KINERJA PERUSAHAAN
Uraian pada bagian-bagian sebelumnya telah menjelaskan konsep dan pentingnya
berbagai kekuasaan dan wewenang (power), informasi (information), pengetahuan
(knowledge), penghargaan (reward) atau PIKR sharing. PIKR sharing ini akan
membentuk suatu kondisi esensial yang diperlukan bagi tim untuk berkinerja
secara positif, yang pada gilirannya akan menunjang kinerja organisasi.
Berbagai wewenang (power sharing) merupakan upaya mendistribusikan
atau mendelegasikan lebih banyak wewenang kepada kru untuk meningkatkan
efisiensi pengambilan keputusan. Pada kebanyakan organisasi, terutama yang
menjadi struktur organisasi yang mekanik (organisasi berjenjang tinggi dengan
banyak level/hierarki), pengambilan keputusan ini sering kali terhambat atau
lambat dengan banyaknya sekat-sekat birokratis. Pengambilan keputusan juga
sering kali didominasi oleh level atas manajemen.
Proses pengambilan keputusan yang terpusat, yang didominasi oleh
level atas manajemen, tidak jarang menimbulkan tekanan-tekanan kepada kru atau
anggota organisasi. Kadang kala mereka merasa terbebani untuk mendukung keputusan
yang telah di buat, meskipun konsensus yang dibuat sering kali tidak didasarkan
pada argument dan penjelasan ilmiah yang kuat daripada pendapat anggota yang
memiliki pandangan yang berbeda. Oleh karena itu, wajar saja kalau kru merasa
tidak termotivasi dalam melakukan pekerjaannya karena mereka merasa tidak
dilibatkan atau sumbangan pemikiran mereka tidak dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan. Hal ini tentu saja akan membuat disfungsi kerja akibat tidak adanya
motivasi serta upaya-upaya yang dikeluarkan kru untuk menjalankan keputusan
yang telah ditetapkan. Dengan pemberdayaan kru, diharapkan kru akan merasakan
keterlibatannya di dalam membuat keputusan-keputusan penting berkaitan dengan
pekerjaan yang mereka lakukan, di samping prosesnya akan berlangsung lebih
cepat dan efisien. Selanjutnya, dengan adanya pemberdayaan tersebut, kru
diharapkan akan lebih termotivasi serta mengeluarkan upaya-upaya yang di dalam
pencapaian-pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Berbagi informasi (information sharing) dan berbagi pengetahuan
(knowledge sharing) mencakup usaha-usaha untuk memperlancar aliran informasi,
komunikasi, dan proses pembelajaran antar kru / unit dalam perusahaan yang
mungkin tersebar di seluruh dunia. Informasi dan pengetahuan yang terintegrasi merupakan
input dasar dalam pengambilan keputusan perusahaan secara lebih cepat, efisien,
dan akurat. Dengan ini, kedua proses ini
sangat terbantu dengan perkembangan teknologi informasi dan teknologi
komunikasi yang semakin canggih.
Ketika kru bekerja dalam konteks tim, information sharing sangat
dibutuhkan sebagi suatu bentuk strategi untuk menyatukan kemampuan dan keahlian
seluruh anggota tim. Melalui information sharing diharapkan akan memudahkan kru
untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dengan kru lainnya. Sementara itu,
knowledge sharing akan membantu kru untuk menguasai keahlian-keahlian yang
mereka perlukan dalam melakukan pekerjaan-pekerjaannya, baik itu keahlian
teknis maupun keahlian interpersonal.
Terakhir, berbagi kompensasi (reward sharing) adalah pemberian
imbal jasa dan penghargaan bagi kru, sebagai ujung tombak pelaksana segala
aktivitas dan kebijakan perusahaan. Penhargaan yang diberikan tidak hanya
berkaitan dengan materi atau financial, namun penghargaan non-finansial yang
terbukti mampu memberikan motivasi dan meningkatkan produktivitas kru dalam
jangka panjang.
Dengan implementasi konsep PIKR sharing ini, maka akan tercipta
suatu kondisi esensial yang dibutuhkan suatu tim untuk berkinerja secara
positif dalam rangka menunjang kinerja organisasi secara keseluruhan.[5]
BAB III
KESIMPULAN
Wewenang merupakan hak memerintah orang lain untuk melaksanakan
suatu tujuan agar dapat tercapai. Wewenang berfungsi sebagai penggerak
aktifitas-aktifitas atau kegiatan-kegiatan dalam organisasi. Menurut French dan
Raven dikutip oleh Stoner, Freeman dan Gilbert (1995), terdapat lima faktor
yang mendasari lahirnya sebuah kekuasaan (sources of power) :
-
Reward
power - Expert power
-
Referent
power - Coercive power
-
Legitimate
power
Informasi merupakan kumpulan data dan fakta yang mengandung makna.
Dalam konteks organisasi, informasi ini selanjutnya dipertukarkan sehingga
dapat menjadi input dalam proses pengambilan keputusan. Proses pertukaran
informasi ini dikenal dengan istilah komunikasi. Komunikasi dapat pula
diartikan sebagai proses mentransfer informasi, makna, dan pengertian antar
anggota dalam organisasi tersebut. Keeftifan pertukaran informasi sebagai salah
satu fungsi dasar dalam komunikasi dapat ditingkatkan dengan bantuan tekhnologi
komunikasi seperti SMS dan internet.
Knowledge sharing yaitu
kegiatan koordinasi, diskusi, pelatihan, dan pengembangan dalam organisasi.
Reward sharing adalah adanya
distribusi kesejahteraan dengan menggunakan system yang jelas dan transparan.
Adapun bentuk reward yang diberikan diantaranya sebagai berikut :
c.
Reward
Materiel : Uang dan pembayaran
tambahan
d.
Reward
Imateriel : Ucapan terima kasih
Dengan implementasi konsep PIKR sharing ini, maka akan tercipta
suatu kondisi esensial yang dibutuhkan suatu tim untuk berkinerja secara
positif dalam rangka menunjang kinerja organisasi secara keseluruhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar